Jumat, 25 Mei 2018

Live sabyan group di nettv


Kang Wiro sableng

Jadi Petani Di Desa Hingga Sempat Hutang Semangkuk Bakso. Saiapa Sangka Dulu Pria Ini Adalah Aktor Idola Semua Kalangan.

Kehidupan memang seperti roda yang berputar. Kadang diatas namun terkadang juga bisa di bawah. Sama halnya dengan pria ini. Siapa sangka, pria yang berprofesi sebagai petani sayur ini ternyata dulu adalah seorang aktor terkenal yang bergelimang harta.
Namanya dulu begitu dikenal oleh berbagai kalangan karena perannya dalam sebuah serial legendaris. Namun, karena kelalaiannya, kini pria ini beralih profesi menjadi petani sayur dan memiliki rumah yang sangat sederhana di pedesaan di Bogor.
Harta miliaran dan mobil mewahnya pun telah amblas, sehingga kini ia lebih sering bepergian naik angkutan umum. Bahkan, ia juga sempat hutang semangkuk bakso saat lapar dan sedang tak punya uang.
Ken Ken kini berprofesi sebagai petani
Pria ini bernama Herning Sukendro atau lebih akrab di sapa Ken Ken. Ia adalah salah satu pemeran tokoh Wiro Sableng, jagoan silat Indonesia yang sangat melegenda, juga murid dari sang Guru Sinto Gendheng. 
Para generasi 90 an tentu masih ingat tingkah kocak hingga Original Soundtrack serial Wiro Sableng yang begitu melekat di telinga.
Serial yang diangkat dari novel karya Bastian Tito ini dulu sempat membesarkan nama Ken Ken sebagai salah satu pemeran tokoh Wiro Sableng. Bahkan, meskipun tokoh Wiro Sableng sempat diperankan 3 aktor berbeda, nama Ken Ken lah yang berhasil merajai puncak aktor ternama saat itu.
Tak heran, jika  Ken Ken menjadi aktor terkaya saat itu. Bahkan, ia juga sempat memiliki sebuah Rumah Produksi sendiri dan sempat memproduksi beberapa film. Rumah mewah serta mobil mahal pun bisa ia dapatkan dengan mudah.
Namun sayang, di puncak karirnya, Ken Ken malah lupa diri. Ia sempat terlibat dalam skandal wanita lain hingga terjerat kasus narkoba. Hal itulah yang akhirnya membuat seluruh kekayaannya ludes.
Dulu Bergelimang Harta, Sekarang Begini Nasib Ken Ken Pemeran 'Wiro Sableng' Kini Jadi Petani
Segala kemewahan yang dulu ia miliki kini hanya tinggal kenangan. Rumah mewahnya pun kini harus berganti dengan rumah yang sangat sederhana di pedesaan. Ken Ken pun akhirnya banting stir menjadi petani sayur.
Mulai Bangkit
Mengalami kesulitan materi dalam waktu cukup lama, kini Ken terlihat bangkit kembali. Meskipun tak lagi jadi aktor, Ken kini mulai sukses dengan usaha pertanian buah dan sayurnya. 
Meskipun awalnya tak memiliki pengalaman bertani sama sekali, Ken tak menyerah. Dengan keuletannya, ia berhasil memaksimalkan lahan 6 hektar yang ia miliki untuk usahanya tersebut.
Bahkan, ia juga mengimpor bibit-bibit dari Korea Selatan. Setelah panen, ia akan kembali mengekspor buah dan sayurannya ke negeri Gingseng tersebut.
Aktor Wiro Sableng Jaman Now dan Jaman Old
Wiro Sableng Reborn
  1. Pada tahun 2018 ini, kabarnya serial yang pernah membesarkan nama Ken Ken tersebut juga akan dirilis dalam bentuk film. Tokoh legendaris Wiro Sableng nantinya akan diperankan oleh aktor tampan Vino G. Bastian. Tentunya film ini akan jadi ajang nostalgia para Generasi 90 an. Kabarnya, film ini akan tayang pada bulan Agustus mendatang, wah, gak sabar nih pengen nonton.

Selasa, 22 Mei 2018

Cianjur jaman dulu

Rabu,8 Agustus 1998
CIANJUR JADUL (CIANJUR TEMPO DULU)


Boepati Tjianjoer 1901

Bupati ini pasti seorang ningrat tinggi tapi namanya tidak diketahui siapa. Bupati (dari bahasa Sansekerta: bhûpati, "raja dunia") adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Beliau pakai topi “kuluk” yang merupakan tanda pejabat tinggi. Sebagai seorang keturunan raja beliau pakai sarung dengan motif parang. Di dalam sarung beliau pakai celana berbahan sutra khas Gujarat (India) yang sangat mahal. Sepatunya gaya arab merupakan tanda agama Islam. Kancingnya tidak bisa tutup karena si bupati terlalu gemuk. Rombongannya terdiri dari tiga pria remaja pembawa senjata. Bupati ini pasti seorang ningrat tinggi tapi namanya tidak diketahui siapa. Bupati (dari bahasa Sansekerta: bhûpati, "raja dunia") adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Beliau pakai topi “kuluk” yang merupakan tanda pejabat tinggi. Sebagai seorang keturunan raja beliau pakai sarung dengan motif parang. Di dalam sarung beliau pakai celana berbahan sutra khas Gujarat (India) yang sangat mahal. Sepatunya gaya arab merupakan tanda agama Islam. Kancingnya tidak bisa tutup karena si bupati terlalu gemuk. Rombongannya terdiri dari tiga pria remaja pembawa senjata.
Boepati Tjianjoer 1901

Pangeran Raden Adipati Aria Prawiradiredja II memerintah Kebupaten

Cianjur pada jaman 1861-1910. Istrinya Raden Ayu mempunyai rasa seni yang amat peka. Beliau mengerjakan seni batik dan seni tenun dengan sangat tekun. RAAP II punya 5 anak perempuan dan 1 laki-laki. Putra tersebut yang duduk paling kanan bernama Pangeran Aria Adipati Wiranatakusumah. Beliau menjadi bupati Cianjur pada jaman 1912-1920. Waktu foto ini dibuat, putri kesayangannya yang berdiri di belakang meja kanan baru menikah dengan cowok yang berdiri di sebelahnya. Menantu lain berdiri di belakang meja kiri.




Keluarga Sunda 1914


Kartupos diterbitkan oleh Tio Tek Hong ini dalam bahasa Belanda berjudul: “Groet uit de Preanger (Java) Soendaneesch huisgezin”. Bahasa Indonesianya: “Salam dari Priangan (Jawa) Keluarga Sunda”. Kartupos diambil dari foto yang dibuat di studio. Semuanya berpose untuk fotografer secara simetris. Potret memperlihatkan seorang ibu dengan 4 orang anaknya yaitu: 1 putra dan 3 putri. Selain itu juga terlihat seorang adik perempuannya dan seorang menantu laki-laki. Tentu saja keluarga ini adalah keluarga berada tetapi sayangnya keluarga ini tidak lengkap lagi. Kemungkinan suami dari ibunda tersayang sudah meninggal dunia.


Ibu dari keluarga ini duduk di posisi tengah diatas bangku. Karena kaki dari ibu tersebut tidak cukup panjang untuk menyentuh lantai maka dari itu dibawah kakinya ditaruh bantal. Ibu memakai sarung kebaya dan sepatu. Selain itu dia juga pakai perhiasan seperti gelang dan anting-anting. Di baris depan ada kedua anaknya yang paling muda. Si putra yang duduk bersila memakai sarung dan kemeja berkerah tinggi dan 2 kantong dada. Si putri yang duduk di bantal di sebelah kaki ibu memakai sarung kebaya bermotif bunga. Perhiasan yang dipakai dia adalah cincin, dua gelang dan anting-anting. Di baris paling belakang kita dapat melihat putri kedua. Dia memegang kipas dan bunga sebagai penghias rambut. Disebelahnya berdiri menantu laki-laki yang bertelinga kelelawar. Menurut orang Jawa orang yang mempunyai “kuping lowo” panjang umur. Dia memakai ikat kepala, sarung, kemeja berkerah tinggi. Di salah satu dari 2 kantongnya ditaruh hiasan “pochette” yaitu lipatan saputangan gaya Eropa yang mencuat di saku dada. Perutnya agak gendut maka dari itu kancingnya tidak bisa ditutup semua. Mereka semuanya berekspresi serius sekali kecuali si menantu yang lumayan santai. Istrinya adalah putri tertua yang duduk di sebelah kiri ibunya. Putri ini memegang tas tangan yang keren. Kebaya ditutupi dengan bros dan dihiasi dengan bunga. Dia juga pakai hiasan kalung, gelang dan anting-anting

Truk Militer Belanda Terguling di Depan Kantor Kepala Desa Tjiherang Patjet (Ciherang Pacet)





Salah sudut kota Cianjur setelah agresi militer Belanda ke 1 sekitar tahun 1947







Salah satu sudut kota Cianjur / Jalan Raya jaman dulu (mungkin sekarang Jl. Hos. Cokroaminoto/Mangunsarkoro)




Regent/Bupati Tjiandjoer sareng Garwa-na nuju naek kandaraan di payuneun bumi-na (ayeuna Pendopo) Taun 1920-an





Pembangunan Jalan Kereta Api di Cianjur tahun 1879, penjajah Belanda mengawasi rakyat yang sedang bekerja, baik dari atas bukit maupun dari bawah.




Masjid Agung Cianjur sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda.





Kereta Api sedang dalam perbaikan di Cianjur tahun 1981






Kantor POS Cianjur sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda.






Jalur menuju puncak,.dari bogor menuju cianjur tahun 1808





Jalur menuju puncak,.dari bogor menuju cianjur tahun 1808






Jalan Sianghay sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda. (Sekarang Perempatan antara Jl. Siti Jenab - Moch. Ali - Mangunsarkoro)






Istana Cipanas sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda.






Terminal Muka Tjiandjoer tahun 1974






Maen langlayangan di Cibodas taun 1933






Foto PERKESIT Cianjur saat melakukan pertandingan persahabatan di Lapangan Badak Putih sekitar tahun 1950





Alun Alun Kaum Cianjur sekitar tahun 1880







Tandu (alat transportasi jaman dulu yg pernah ada di Cianjur)










Foto PERKESIT Cianjur saat melakukan pertandingan persahabatan di Lapangan Badak Putih sekitar tahun 1950









Jalan di Cianjur sekitar tahun 1880, foto diambil dari sudut timur Alun-alun ke arah Pasar Bojongmeron (jika sekarang).





Para Pejabat Cianjur Tahun 1956-an, termasuk Para Anggota Dewan hasil Pemilu 1955.






RS Sayang (dulu di daerah Sayang Semper, sekarang Jl. Promoya Cianjur)






Pos Tjisokan (Cisokan) yang berada di Cianjur (sekarang jalan raya Ciranjang) antara tahun 1865 - 1870, pos ini adalah tempat perhentian dan untuk mengganti kuda dengan kuda yang masih segar, Pos-pos seperti ini berada disepanjang jalan setiap jarak 9 Km



Kamis, 10 Mei 2018

KAMPUNG CINA

KAMPUNG CINA
Like video dibawah 

 



Kampung cina adalah tempat wisata
Dimana disitu semua barang yang dijual adalah ciri khas negara cina
Tempatnya cukup lumayan bagus
Dan bersih

Dan barang yang dijual cukup lumayan terjangkau buat kalangan bawah

Bagi anda yg mau masuk tidak dipungut biaya, cukup sediakan uang buat belanja
Apa yang kita suka, seperti pernak pernik baju anak dan dewasa atupun makanan
Dan masih banyak yg ditawarkan didalam
Kawasan kampung cina
!!!!!!!







Berikut alamat dan peta
Like link warna biru dibawah untuk lokasi petunjuk arah

Kampung Wisata Ciangsana
Jl. Boulevard Kota Wisata, Cibubur, Ciangsana, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat 16968